Hadirmu
yang selalu aku tunggu bersama dengan sosokmu yang selalu aku nati. Kau adalah
kata kunci dari setiap doa-doa yang aku panjatkan dan sebagian dari alasanku
untuk terus memantaskan diri. Bagaimana aku bisa menyempurnakan sebagian dari
Dienku, jika hadirmu masih terhalang oleh ragu yang membelenggu.
Tidak pernah aku banyak meminta kepada Tuhan, cukup tanggung jawab dan kesholehan yang harus
kau miliki. Tidak harus kaya, yang penting mau berjuang dan berusaha. Biarlah materi
sama-sama kita cari, karena terlebih dahulu surga yang kita kejar. Biarkan
anak-anak kita menjadi saksi, perjuangan ayah dan bundanya mendidik dan
membesarkan kan mereka. Agar jauh dari sikap sombong dan penuh dengan budi
serta bakti.
Tuhan,
siapakah dia yang aku tunggu?. Kenapa tak kunjung datang kerumahku?. Apakah dia
terlalu sibuk dengan usaha untuk menghalalkan sampai lupa dengan orang yang
akan dihalalkan. apakah dia tau kemana rumah yang harus di tuju setelah lama
aku menunggu. Mungkinkah dia dalam perjalanan menjemputku, semoga seperti itu.
Dia yang
selalu aku rindukan dalam doa, semoga penantian ini tidak akan sia-sia. Karena ketiadaanmu
selalu menyimpan rindu yang selalu aku adukan kepada Tuhan. aku berusaha setia sampai
ada seseorang yang berani mengucapkan janji suci dengan memintaku kepada ayah
dan ibuku. Akankah itu kamu.