-->
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 06 April 2016

KETAHUILAH !!! INILAH JAWABANNYA "HUKUM MEMBACA AL- QURAN DENGAN TANPA BERSUARA? BACA SELENGKAPNYA....


Pertanyaan :


Pak Ustadz, apa hukum dan dalilnya membaca qur’an tanpa ada suara, sebab takut membangunkan istri yang tengah tidur pada malam hari?



Al Akh Yulian Purnama menjawab :



Bila yang disebut yaitu membaca Al Qur’an tanpa ada suara dan tanpa ada gerak bibir, yang demikian ini tak dinamakan membaca Al Qur’an. Pertanyaan semacam pernah ditanyakan pada Syaikh Ibnu Baz rahimahullah, beliau menjawab :

“Berdzikir itu harus menggerakan lisan dan mesti bersuara, minimal didengar oleh diri sendiri. Orang yang membaca didalam hati (dalam bahasa arab) tak disebutkan Qaari. Orang yang membaca tidak bisa dikatakan sedang berdzikir atau sedang membaca Al Quran terkecuali dengan lisan. Minimal didengar dirinya sendiri. Kecuali bila ia bisu, jadi ini ditoleransi” (Kaset Nurun ‘alad Darb)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah juga pernah di tanya hal serupa, beliau menjawab :

“Qira’ah itu mesti dengan lisan. Bila seorang membaca bacaan-bacaan shalat dengan hati saja, ini tak dibolehkan. Demikian pula bacaan-bacaan yang lain, tak bisa hanya dengan hati. Tetapi mesti menggerakan lisan dan bibirnya, barulah disebut sebagai aqwal (pengucapan). Dan tidak bisa disebutkan aqwal, bila tanpa ada lisan dan bergeraknya bibir” (Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin, 13/156)



Demikian penjelasan beberapa ulama. Ringkasnya, orang yang membaca Al Qur’an dalam hati tak disebutkan tengah membaca Al Qur’an dan tak diganjar pahala membaca Al Qur’an. Namun praktek ini dikatakan sebagai tadabbur atau tafakkur Al Qur’an. Yakni memahami dan merenungkan isi Al Qur’an. Tadabbur atau tafakkur Al Qur’an ini termasuk juga dzikir hati. Seperti diterangkan oleh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin : “Dzikir dapat dengan hati, dengan lisan dan dengan anggota tubuh…Contoh dizikir hati yakni merenungkan ayat-ayat Al Qur’an, rasa c!nta pada Allah, mengagungkan Allah, berserah diri pada Allah, rasa takut pada Allah, tawakkal pada Allah, dan amalan hati yang lainnya” (Tafsir Al Baqarah, 2/167-168)


al-quran


Solusinya, hendaknya anda membaca Al Qur’an dengan sirr (lirih). Seperti sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :


الجاهر بالقرآن كالجاهر بالصدقة، والمسر بالقرآن كالمسر بالصدقة

“Membaca Al Qur’an dengan suara keras, seperti bersedekah tanpa disembunyikan. Membaca Al Qur’an dengan lirih, seperti bersedekah dengan sembunyi-sembunyi” (HR. Tirmidzi no. 2919, Abu Daud no. 1333, Al Baihaqi, 3/13. Di-shahih-kan oleh Al Albani di Shahih Sunan At Tirmidzi)

Memang ada ketidaksamaan pendapat di antara beberapa ulama mengenai mana yang lebih utama, membaca secara sirr atau mungkin dengan cara jahr? Tetapi pada kondisi anda, bila khawatir membaca Al Qur’an bisa mengganggu orang lain, membaca dengan cara sirr lebih utama. Berdasar pada hadits lain :

الا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة

“Ketahuilah, kalian semuanya tengah bermunajat pada Allah, jadi jangan sampai sama-sama mengganggu keduanya. Jangan sampai kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an, ’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’, ” (HR. Abu Daud no. 1332, Ahmad, 430, di-shahih-kan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Wallahu’alam.
Penulis : Yulian Purnama

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim!



CAR,HOME DESIGN,HEALTH, LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING