
Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah alami peristiwa seperti itu. Seperti yang dikisahkan dalam hadits kisah Imam Bukhari.
Saat itu, Rasulullah tengah menjumpai beberapa tamu yg tidak lain yaitu beberapa sahabat dekat beliau. Mendadak terdengar nyaring nada piring pecah. Ternyata Sayyidah Aisyah barusan memukul piring berisi makanan yang dibawa oleh pembantu Zainab untuk disuguhi pada Rasulullah. Piring itu pecah serta lalu makanan yang ingin disuguhi untuk tamu juga jatuh.
Melihat hal itu, Rasulullah SAW tak marah. Sebagai lelaki beliau tak terasa harga dirinya turun. Beliau tak terasa kehormatannya dipermalukan. Beliau tak terasa cemas dikatakan sebagai suami yg tidak dapat mendidik istrinya untuk mengatur emosi. Sekalipun tidak.
Lalu Rasulullah SAW mendekati mereka dengan tenang, seperti tidak berlangsung apa-apa. Lalu beliau memunguti makanan dari kurma itu serta menempatkannya di beberapa sisa piring, lalu membawanya untuk dikonsumsi bersama beberapa tamunya.
“Maaf… ibu kalian ini tengah cemburu, ” jelas Rasulullah pada beberapa sahabatnya. Tidak lupa, beliau ganti piring yang telah pecah itu dengan piring baru yang utuh untuk dibawa kembali oleh
pembantu kepada Zainab.
Demikianlah agungnya akhlaq Rasulullah. Khuluqun ‘adziim. Beliau tak mempersoalkan permasalahan, tetapi dapat menyelesaikan permasalahan. Beliau tahu saat itu Aisyah tengah cemburu karena di hari giliran Aisyah, Sayyidah Zainab kirim makanan untuk beliau. Jadi Sayyidah Aisyah juga dengan cara reflek memecahkan piring sebagai ekspresi kecemburuannya.
Serta Rasulullah memecahkan permasalahan dengan bijak. Beliau tak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang tengah marah jadi akan menyebabkan satu permasalahan baru. Masalah awal mulanya tak teratasi, malah suami istri ikut serta pertengkaran. Walau demikian, Rasulullah tidaklah lakukan itu.
Tetapi memecahkan piring orang lain tetap harus tidak bisa dibenarkan. Serta karenanya mesti ditukar. Oleh karena itu hadits ini dibicarakan panjang lebar oleh Alhafidz Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitabnya Fathul Baari, untuk mengambil istinbath bila seorang memecahkan barang punya orang lain, haruskah ganti dengan barang atau dapat berbentuk duit.
Sikap Rasulullah juga tetaplah kalem saja dihadapan beberapa teman dekat. Beliau tak menyalahkan Aisyah karena menyalahkan istri di depan orang lain tidaklah aksi yang terpuji. Orang yang memandangnya pasti akan tahu kalau keluarga itu tengah dirundung permasalahan, sementara mereka belum pasti dapat menolong menyelesaikan masalahnya.
Sebagai seorang suami, dapatkah kita menahan emosi seperti contoh kita baginda Rasulullah saat istri kita mendadak marah di depan tamu atau jadi memecahkan piring seperti sayyidah Aisyah?
Demikianlah agungnya akhlaq Rasulullah. Khuluqun ‘adziim. Beliau tak mempersoalkan permasalahan, tetapi dapat menyelesaikan permasalahan. Beliau tahu saat itu Aisyah tengah cemburu karena di hari giliran Aisyah, Sayyidah Zainab kirim makanan untuk beliau. Jadi Sayyidah Aisyah juga dengan cara reflek memecahkan piring sebagai ekspresi kecemburuannya.
Serta Rasulullah memecahkan permasalahan dengan bijak. Beliau tak memarahi Aisyah karena memarahi istri yang tengah marah jadi akan menyebabkan satu permasalahan baru. Masalah awal mulanya tak teratasi, malah suami istri ikut serta pertengkaran. Walau demikian, Rasulullah tidaklah lakukan itu.
Tetapi memecahkan piring orang lain tetap harus tidak bisa dibenarkan. Serta karenanya mesti ditukar. Oleh karena itu hadits ini dibicarakan panjang lebar oleh Alhafidz Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitabnya Fathul Baari, untuk mengambil istinbath bila seorang memecahkan barang punya orang lain, haruskah ganti dengan barang atau dapat berbentuk duit.
Sikap Rasulullah juga tetaplah kalem saja dihadapan beberapa teman dekat. Beliau tak menyalahkan Aisyah karena menyalahkan istri di depan orang lain tidaklah aksi yang terpuji. Orang yang memandangnya pasti akan tahu kalau keluarga itu tengah dirundung permasalahan, sementara mereka belum pasti dapat menolong menyelesaikan masalahnya.
Sebagai seorang suami, dapatkah kita menahan emosi seperti contoh kita baginda Rasulullah saat istri kita mendadak marah di depan tamu atau jadi memecahkan piring seperti sayyidah Aisyah?
CAR,FREX,DOMAIN,SOE,HEALTH,HOME DESIGN