-->
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 28 Juli 2016

Bodoh Dan Keji ??? Inilah Alasanya Kenapa Rosulullah Menganggap Dua Suara Ini Bodoh Dan Keji ???

Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan suatu hal, tentunya suatu hal itu baik untuk umatnya. Sebaliknya, apabila beliau melarang suatu hal, tentunya suatu hal itu buruk untuk umatnya.



Namun, seringkali manusia tak menghiraukan petunjuk dan larangan yang telah digariskan beliau. Banyak perintah yg tak ditaati dan banyak larangan yang dilanggar. Satu diantaranya, dua larangan dibawah ini.


اِنَّمَا نَهَي�'تُ عَن�' صَو�'تَي�'نِ أَح�'مَقَي�'نِ فَاجِرَي�'نِ صَو�'تُ مِز�'مَارٍ عِن�'دَ نِع�'مَةٍ وَ صَو�'تُ رَنَّةٍ عِن�'دَ مُصِي�'بَةٍ

“ Sebenarnya saya melarang dua nada yang paling bodoh serta keji, yakni nada seruling saat tengah memperoleh nikmat dan nada tangis yang keras waktu mendapatkan musibah ” (HR. Tirmidzi dan Baihaqi ; hasan)

1. Suara seruling waktu tengah memperoleh nikmat

Kerapkali hal semacam ini dilanggar oleh umat Islam. Seakan-akan dikira hal yang umum dan sah-sah saja. Walau
sebenarnya ini dilarang Rasulullah serta digelari dengan paling bodoh dan keji.

Kita saksikan waktu keluarga muslim peroleh nikmat pernikahan. Walimah yang semestinya jadi bentuk rasa syukur dan bentuk pengumuman pada khalayak bila si Fulan dan Fulanah menikah, berubah jadi ajang hiburan yang di dalamnya ada hal terlarang.

Diputarnya musik-musik yang diiringi seruling yaitu hal yang kerapkali berlangsung di orang-orang kita waktu walimah atau acara yang lain. Bahkan sebagian orang bukan hanya memutar musik lewat kaset namun mengundang band atau elektone serta semacamnya yang dengan cara live menghadirkan suguhan musik termasuk juga seruling.

Banyak acara-acara lain yang juga masuk dalam kerangka “nikmat Allah” tetapi di isi oleh pemutaran musik dengan seruling di dalamnya. Misalnya khitanan dan syukuran. Sama dengan yang dilarang Rasulullah dalam hadits itu.

2. Suara tangis keras saat musibah

Siapa saja yang terkena musibah, manusiawi apabila ia bersedih dan berduka. Bahkan juga menangis. Namun yang dilarang oleh Rasulullah yakni menangis dengan nada yang keras. Meraung-raung dan Meratap.

Umat Islam dituntun untuk bersabar waktu hadapi musibah. Baik waktu kehilangan anggota keluarga, ada bencana maupun bentuk-bentuk musibah yang lain. Menangis meraung-raung yaitu sinyal bila kesabaran masih belum tampak waktu menghadapi musibah.
CAR,FOREX,DOMAIN,SOE,HEALTH,HOME DEISGN