Kita harus betul-betul menghormati orang-tua kita!
Ibu, yakni sesosok yang bernilai buatku. Beliau memeliharaku seorang diri sejak dari saya kecil. Th. ini, rumah kami yang kecil akan diruntuhk4n untuk dibangun kembali oleh pihak yang berwajib. Hukum di negara kami menyampaikan bila yang mempunyai rumah bisa pilih untuk peroleh ganti rugi berupa uang atau satu tempat tinggal yang ukurannya lebih kecil dari rumah terlebih dulu.
Ibu pilih untuk mengambil uang ganti rugi karena beliau berkata apabila tempat tinggal barunya sangat kecil, tempat tinggal itu tidak akan bisa ditempati setelah saya menikah. Karena itu ibu mengambil uang ganti ruginya dan memutuskan untuk keluarkan uang tersebut sebagai sedikit modal saat saya dan suamiku nanti membeli satu rumah.
Selanjutnya saya berkenalan dengan seorang pria yang cukup kaya. Di saat awal kami berpacaran, orang-tua dari pacarku ini menganggapku rendah.
Mereka selalu menganggap rendah keluarga kami dan mempersulit pernikahan saya dan suamiku sampai satu hari ibu berkata bila beliau dapat sediakan gaun pesta yang bernilai ratusan juta.
Saat itu saya terasa ibu cukup cerdas untuk mengambil uang ganti rugi saat rumah lama kami dibongkar.
Namun suamiku kurang setuju ibu hidup tinggal dengan kami. Saya lantas menjelaskan pada suamiku apabila ibu nanti bisa membantu keluarga kami melindungi anak, memelihara rumah, dan yang lain waktu kami pergi bekerja. Suamiku juga pada akhirnya menyetujuinya dengan berat hati.
Tetapi saya tak pernah menduga apabila suamiku pada akhirnya memperlakukan ibu seperti pembantu. Seringkali dia berlaku kurang ajar pada ibu. Melihat hal semacam ini, saya marah besar. Berulang-kali saya menyapa suamiku untuk bersikap sedikit lebih baik pada ibu, tetapi ia tidak mau mendengar. Pada akhirnya sikap suamiku padaku juga mulai
berubah. Cara bicaranya jadi lebih kasar. Saat ini, saya sudah mengandung lebih dari 1 bulan…
Saya tidak ingin anakku sejak dari kecil hidup di keluarga single parent, karena itu saya tetaplah bertahan bakal kekej4man suamiku. Tetapi suamiku tetap saja tak sadar apabila saya telah bertahan demikian lama dan tetaplah berlaku jahat pada ibu. Selanjutnya saya berkata, “Biarkan ibu lakukan apa yang dia mau! Kalau tidak saya dan ibu bisa keluar dari rumah ini! ”
Buat aku dan anakku, saya pada akhirnya menjelaskan kondisiku pada ibu. Saat itu ibu tidak berkata apapun, mengambil beberapa lembar pakaian sembari menangis dan meninggalkan rumah kami. Setelah ibu pergi, saya merasa begitu sedih dan pada akhirnya disuatu hari, saya membuntuti ibu dari belakang dan mendapati bila selama ini ibu bekerja sebagai pembantu di rumah orang lain. Merasakan kenyataan ini, saya merasa mungkin saja kehidupan ibu akan sedikit tambah baik di banding apabila ibu ada dirumah. Saya menghibur diriku sendiri, namun tetap tak berani menghubungi beliau…
Pernikahanku ini pada akhirnya tidak melindungi ibu dan hanya buat beliau menanggung derita. Di usia putriku yang ke-2, Saya menemukan suamiku membawa wanita lain masuk dalam rumah serta mengusirku keluar. Cuma satu yang dapat kubawa cuma putriku… Saya membawa putriku jalan diatas jalan yang sepi tidak ada tahu apa yang perlu kulakukan… Selanjutnya saya teringat ibu. Tetapi saya tidak berani berjumpa dengan beliau. Saya juga mencari satu hotel untuk berteduh. Satu hari saat saya menggendong putriku keluar dari hotel itu, mendadak saya melihat ibu sedang berdiskusi serius dengan seseorang. Melihatku, ibu lari mendapatiku sembari menangis, “Akhirnya saya menemukanmu! ”
Saya bertanya pada ibu, bagaimana beliau bisa tahu saya bercer4i dengan mantan suamiku dan ibu menjawab, “Kamu ini… Anda fikir sesudah saya keluar dari rumahmu, saya tak perduli dengan kehidupanmu? Setiap beberapa hari saya mengambil kesempatan untuk pergi ke dekat rumahmu untuk lihat keadaanmu, bertanya-tanya pada tetangga akan keadaanmu, cemas anda bebrapa kenapa.
Sudah janganlah nangis lagi! Saya akan membantumu melindungi cucuku ini. ”
Saya menangis tanpa dapat bicara, memeluk ibu dan putri kecilku. Kelak dalam kondisi apapun, kami tidak akan pernah terpisahkan lagi!
Saya tidak ingin anakku sejak dari kecil hidup di keluarga single parent, karena itu saya tetaplah bertahan bakal kekej4man suamiku. Tetapi suamiku tetap saja tak sadar apabila saya telah bertahan demikian lama dan tetaplah berlaku jahat pada ibu. Selanjutnya saya berkata, “Biarkan ibu lakukan apa yang dia mau! Kalau tidak saya dan ibu bisa keluar dari rumah ini! ”
Buat aku dan anakku, saya pada akhirnya menjelaskan kondisiku pada ibu. Saat itu ibu tidak berkata apapun, mengambil beberapa lembar pakaian sembari menangis dan meninggalkan rumah kami. Setelah ibu pergi, saya merasa begitu sedih dan pada akhirnya disuatu hari, saya membuntuti ibu dari belakang dan mendapati bila selama ini ibu bekerja sebagai pembantu di rumah orang lain. Merasakan kenyataan ini, saya merasa mungkin saja kehidupan ibu akan sedikit tambah baik di banding apabila ibu ada dirumah. Saya menghibur diriku sendiri, namun tetap tak berani menghubungi beliau…
Pernikahanku ini pada akhirnya tidak melindungi ibu dan hanya buat beliau menanggung derita. Di usia putriku yang ke-2, Saya menemukan suamiku membawa wanita lain masuk dalam rumah serta mengusirku keluar. Cuma satu yang dapat kubawa cuma putriku… Saya membawa putriku jalan diatas jalan yang sepi tidak ada tahu apa yang perlu kulakukan… Selanjutnya saya teringat ibu. Tetapi saya tidak berani berjumpa dengan beliau. Saya juga mencari satu hotel untuk berteduh. Satu hari saat saya menggendong putriku keluar dari hotel itu, mendadak saya melihat ibu sedang berdiskusi serius dengan seseorang. Melihatku, ibu lari mendapatiku sembari menangis, “Akhirnya saya menemukanmu! ”
Saya bertanya pada ibu, bagaimana beliau bisa tahu saya bercer4i dengan mantan suamiku dan ibu menjawab, “Kamu ini… Anda fikir sesudah saya keluar dari rumahmu, saya tak perduli dengan kehidupanmu? Setiap beberapa hari saya mengambil kesempatan untuk pergi ke dekat rumahmu untuk lihat keadaanmu, bertanya-tanya pada tetangga akan keadaanmu, cemas anda bebrapa kenapa.
Sudah janganlah nangis lagi! Saya akan membantumu melindungi cucuku ini. ”
Saya menangis tanpa dapat bicara, memeluk ibu dan putri kecilku. Kelak dalam kondisi apapun, kami tidak akan pernah terpisahkan lagi!
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DEISGN