Anak
adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada hambaNya. Tak
terkecuali Rasulullah Muhammad SAW, manusia mulia yang memiliki
keistimewaan derajat di sisi Allah SWT. Begitupun dengan putri-putri
beliau yang dididik dengan sangat baik, sehingga tumbuh menjadi
wanita-wanita tangguh dan syahidah yang ikhlas berjuang di jalan Allah.
Rasulullah mempunyai seorang putra, namun belum sempat beranjak dewasa,
putra beliau wafat karena sakit. Sehingga, beliau hanya tinggal memiliki
putri-putri yang tentunya tak hanya berparas cantik dan berotak cerdas,
namun juga sholelah.
Berikut ini adalah keempat putri-putri tangguh Rasulullah SAW dengan
riwayat singkat kehidupan mereka. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi
kaum wanita atau para orang tua yang memiliki anak gadis.
1. | Fatimah Az-Zahra |
Nama lengkapnya Fatimah binti Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib,
dia adalah putri terakhir Rasulullah Muhammad SAW dengan Khadijah ra.
Lahir lima tahun sebelum tahun kenabian, atau tahun dimana Rasulullah
SAW diangkat sebagai Rasul, yaitu saat beliau berusia 40 tahun.
Sehingga, saat Fatimah lahir, kala itu Rasulullah berusia sekitar 35
tahun.
Nama Az-Zahra yang disematkan dibelakang namanya itu berarti Bunga,
Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra pada usia 18 tahun. Dari
pernikahannya dengan Khalifah keempat itu, Fatimah dikaruniai 4 anak,
dua putra bernama Hasan ra dan Husein ra, serta dua putri bernama Ummu
Kultsum dan Zaenab.
Fatimah mendapatkan kemuliaan derajat di syurga, beserta 3 perempuan
lain yang salah satu adalah Ibunya, Khadijah ra. Dalam sebuah hadits
diriwayatkan, “Berkatalah Rasulullah SAW, bahwa wanita paling mulia di
syurga nanti adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad,
istri Fir’aun bernama Asyiah binti Muzakhim, dan Maryam binti Imran.”
(HR. Ahmad, dalam Musnatnya. Hadist ini shahih).
Dikisahkan pula dalam sebuah hadits, “Anas ra berkata, di saat sakit
Nabi mulai parah dan berselimut, berkatalah Fatimah, “Sakitkah, wahai
Ayah?” Maka Nabi menjawab, “Ayahmu tidak akan mengalami kesusahan
setelah ini”. Dan ketika Nabi wafat, berkatalah Fatimah, “Wahai Ayah,
Tuhan telah mengabulkan permohonanmu. Wahai Ayah, syurga Firdaus adalah
tempat kembalimu. Wahai Ayah, Jibril-lah yang akan memperhatikanmu”. Dan
di saat Nabi hendak dikuburkan, berkatalah Fatimah kepada Anas,
“Relakanlah hatimu mencari tanah untuk pemakaman Rasulullah SAW.” (HR.
Bukhari).
Fatimah diriwayatkan sangat mirip dengan Rasulullah, terlebih dalam
perilaku dan karakter atau kepribadiannya. Fatimah juga mewarisi banyak
hal, termasuk kecerdasan Rasulullah SAW, serta keuletan dari Ibunya,
Khadijah ra. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, “Dari Aisyah ra. berkata,
Aku tidak pernah melihat seorang-pun yang mampu menyamai Fatimah dalam
hal keserupaan dengan Nabi SAW. Ketenangan dan keistiqomahannya dalam
duduk maupun berdiri sebagaimana ketenangan dan keistiqomahan Nabi. Ia
di saat masuk ke rumah Nabi, Nabi langsung berdiri menyambut
kedatangannya. Begitu pula di saat Nabi mengunjungi rumah Fatimah, ia
pun beranjak dari tempat duduknya untuk menyambut Nabi, dan memberikan
tempat duduknya kepada Nabi.” (HR. Turmudzi).
Fatimah Az-Zahra meninggal dunia 6 bulan setelah Rasulullaah SAW meninggal. Usianya kala itu masih sekitar 29 tahun.
2. | Zaenab |
Nama lengkapnya adalah Zaenab binti Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muthalib. Dia adalah anak pertama Rasulullaah SAW dengan Khadijah ra.
lahir sepuluh tahun sebelum tahun kenabian, atau saat Rasul berusia 30
tahun. Zaenab adalah seorang wanita yang amat mencintai suaminya.
Suaminya bernama Abu As bin Rabi’. Sampai meninggalnya, dia tetap kafir
dan tidak mau masuk Islam.
Zaenab menikah dengan Abu As pada saat masih masa jahiliyah. Namun saat
Rasulullah membawa Islam ke umat manusia, Abu As tetap tidak mau masuk
Islam. Zaenab terpaksa berpisah dengan suaminya itu saat sang Suami
tertangkap oleh pasukan muslimin di Perang Badar. Abu As ini kemudian
dijadikan tawanan. Melihat puterinya yang gelisah, Khadijah ra
mempersilahkan Zaenab memberikan bayaran pengganti untuk kebebasan
suaminya tersebut. Namun, walau sudah bebas dari tawanan, Rasulullah
tetap memisahkan Zaenab dari suaminya yang kafir tersebut.
Sekali lagi Abu As tertangkap oleh pasukan muslimin saat Fathu Mekkah
(Penaklukan Kota Mekkah). Namun kali ini Zaenab malah mempersilahkan
dirinya sebagai bayaran agar suaminya dilepaskan sebagai tawanan,
mendengar hal tersebut Rasulullah kemudian bersabda, “Setiap anak pasti
menghormati orang tuanya, suamimu tidak berhak atas dirimu selama ia
masih dalam keadaan Syirik.”, kemudian Zaenab menuruti perintah ayahnya
tersebut.
Zaenab dikaruniai dua orang anak dari pernikahannya dengan Abu As, yaitu
Ali yang kemudian meninggal saat usianya masih muda, serta Amamah. Saat
dewasa Amamah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, selepas Fatimah
meninggal dunia. Zaenab binti Muhammad meninggal pada tahun 8 H.
3. | Ruqayyah |
Nama lengkapnya adalah Ruqayyah binti Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muthalib, dia adalah putri kedua Rasulullah SAW dengan Khadijah ra, yang
lahir tiga tahun setelah Zaenab putri pertama. Pada masa jahiliyah,
Ruqayyah menikah dengan Atabah bin Abu Lahab. Namun setelah masa dakwah
Islam, dan saat turunnya surat Al-Lahab (Tabbat yada Abi Lahabiu wa
tabb), Abu Lahab marah dan memaksa Atabah menceraikan Ruqayyah. Saat
diceraikan oleh Atabah, Ruqayyah sama sekali belum disentuhnya, alias
masih perawan.
Selanjutnya setelah masa Hijrah, Ruqayyah dinikahi oleh Khalifah ketiga
Islam, Utsman bin Affan ra. Dari pernikahannya dengan Utsman, Ruqayyah
dikaruniai seorang putra bernama Abdullah bin Utsman bin Affan. Namun
sebelum beranjak dewasa, Abdullah bin Utsman meninggal dunia karena
sakit, pada usia 6 tahun.
Utsman bin Affan sangat mencintai Ruqayyah, begitupun Ruqayyah yang amat
setia kepada suaminya tersebut. Hingga suatu hari, Ruqayyah menderita
penyakit campak, Utsman amatlah sedih, dan dengan kesetiaannya dia
senantiasa menjaga isterinya itu, sampai sang Istri menghembuskan nafas
terakhirnya pada tahun 2 H. Saat Ruqayyah meninggal, Rasulullah baru
kembali dari Perang Badar. Sehingga beliau SAW tak sempat ikut
memakamkan putri keduanya tersebut. Bersama dengan Fatimah, beliau duduk
di samping makam Ruqayyah sambil menangis.
4. | Ummu Kultsum |
Ummu Kultsum adalah putri ketiga Rasulullaah SAW dengan Khadijah ra.
Saat Ruqayyah telah menikah dengan Utsman bin Affan dan kemudian
berhijrah bersama dengan suaminya tersebut, Ummu Kultsum tetap tinggal
bersama Ayah dan Ibunya sambil menunggu sesuatu yang baik dari Allah
untuk dirinya.
Sebelumnya, Ummu Kultsum sempat dinikahkan dengan Uttaibah bin Abu
Lahab, sama seperti kakaknya Ruqayyah yang sebelumnya juga menikah
dengan salah satu anak Abu Lahab. Namun saat turun surat Al-Lahab, Abu
Lahab marah dan meminta Uttaibah menceraikan Ummu Kultsum. Saat itu Ummu
Kultsum belum disentuh sama sekali oleh Uttaibah, sehingga keadaannya
masih perawan.
Setelah Ruqayyah meninggal, Rasulullaah SAW menikahkan Ummu Kultsum
dengan Utsman bin Affan, sehingga dikenal lah Utsman sebagai Pembawa Dua
Cahaya, yang maksudnya adalah menikahi dua puteri Rasulullaah. Ummu
Kultsum meninggal dunia pada tahun 9 H.
Semoga kisah singkat keempat putri-putri Rasulullaah SAW ini bisa
menginspirasi kita, tentang ketangguhan dan ketegaran sebagai seorang
muslimah yang harus taat kepada Allah, Rasul dan tentunya orang tua.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALT,HOME DESIGN