Dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari muamalah dengan saudara/i
muslim. Bercakap ini dan itu menjadi hal yang lumrah. Apalagi jika
berjumpa dengan saudara/i yang pernah dekat, tentu dalam suasana
keakraban. Semakin banyak canda ria dan tawa. Terkadang saat hanyut
dalam canda ria dan tawa kita lupa menjaga lidah sehingga hati lawan
bicara pun terluka.
Tetaplah menjadi penyejuk mata dan hati bagi lawan bicara/orang lain.
Senyum menyejukkan mata, lidah yang terjaga menjadikan lawan bicara
sejuk hatinya. Buatlah mereka bahagia, jika kita tak sanggup membuatnya
bahagia maka jangan biarkan air matanya mengalir karena kesalahan kita
dalam bercakap. Untuk itu kita membutuhkan ilmu dalam berinteraksi
dengan sesama muslim. Berikut ini pertanyaan yang harus dihindari saat
berjumpa dan bercakap dengan sesama muslim.
1. Kapan menikah?
Pertanyaan ini kerap menimpa para jomblo. Ya, terkadang pertanyaan ini
sengaja telontar untuk membully atau memotivasi. Bisa jadi pula tidak
sengaja dan tanpa tersadar kata ini terucap. Meski kita tak tahu,
masalah yang tengah dihadapi oleh para jomblo. Bisa jadi belum menikah
karena masih banyak kendala. Menyekolahkan adiknya, target pencapaian
yang belum di tangan, terkendala restu orang tua. Bisa pula karena salah
satu pihak yang kurang cocok (kurang ridha dengan agama dan akhlaknya),
atau ketakutan akan pelanggaran syariat saat proses menuju pernikahan,
pelaminan hingga setelah sah menjadi pasutri jika menikah dengan yang
tidak satu pemahaman. Jika diizinkan memilih, tentunya para jomblo lebih
memilih menikah di usia muda dengan pasangan yang salih/ah. Namun bisa
jadi Allah menguji kesabarannya untuk mendapatkan jodoh.
2. Sudah punya berapa momongan?
Berdasarkan survey, mereka yang sudah menikah dan belum diberi amanah
momongan jauh lebih galau dengan pertanyaan “Sudah berapa anakmu? Berapa
usianya?” daripada saat mereka jomblo ditanya dengan pertanyaan “Kapan
menikah?” Marilah kita jaga lidah untuk tidak bertanya kepada pasutri
“berapa anakmu? Berapa usianya?” jika ternyata kita belum pernah
menjumpainya hamil dan bersama momongannya. Mendoakannya agar segera
dikaruniakan anak lebih baik daripada menanyakan perihal momongan
kepadanya. Pun jika kita ingin mengetahuinya ada baiknya menanyakan ke
kawan yang dekat dengannya tanpa sepengetahuannya. Namun jika kita
pernah menjumpainya bersama momongannya, tentu pertanyaan tersebut tidak
masalah.
3. Sudah punya rumah atau mobil?
Dalam hidup ini terkadang orang tua, keluarga, tetangga atau kawan
lainnya tak lepas menanyakan “Sudah punya rumah? Kendaraan dan lainnya?”
Jika sekiranya kita belum pernah menjumpai saudara/i dan kawan kita
memiliki materi tersebut, maka ada baiknya pertanyaan yang serupa kita
tahan. Jika orang terdekatnya menanyakan hal yang demikian menjadikannya
galau, maka jangan biarkan diri kita menambah kegalauannya.
4. Istri kerja sebagai apa?
Mengenai pekerjaan, terkadang seorang istri minder jika menjadi ibu
rumah tangga, padahal pekerjaan tersebut adalah mulia. Sebagai saudara
yang baik tentunya kita akan senantiasa memilah dan memilih pertanyaan
sesuai dengan keadaan saudara/i kita agar jangan sampai menjadikannya
sedih dan berlinangan air mata. Allahu A’lam.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN