Ketua Majelis Ulama Indonesia
Pusat KH A Cholil Ridwan mengingatkan, haram hukumnya umat Islam memilih
pemimpin kafir. Ketentuan ini, kata Kyai Cholil telah dijelaskan di
dalam Alquran.
"Haram umat Islam di Jakarta yang KTP-nya Muslim memilih gubernur kafir,
kalau haram artinya jika dipilih berdosa, itu aturan Alquran," kata
Kyai Cholil Ridwan dalam Parade Tauhid Indonesia di Plaza GBK, Jakarta,
Ahad (16/08).
Ulama asli Betawi ini menjelaskan, Jakarta adalah hasil jerih payah sang
mujahid Fatahillah. Dialah yang mengambil alih dari penjajah kafir
Portugis. Karena itu, para ulama yang sadar mewarisi kepemimpinan
Rasulullah juga harus sadar bahwa Jakarta adalah hasil jerih payah
tentara Islam. Demikian pula dengan umat Islam.
"Maka umat Islam di Jakarta wajib berjihad, wajib berjuang untuk mengembalikan kepemimpinan Islam," ungkapnya.
Pengasuh Pesantren Husnayain itu juga mengutip ayat Alquran yang
menyuruh umat Islam untuk mempersiapkan segala kekuatan untuk
menakut-nakuti musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kaum beriman.
"Musuh Allah sekarang tidak takut terhadap umat Islam Indonesia, kenapa?
Karena umat Islam tidak siap, umat Islam tidak mengamalkan ayat
tersebut," katanya.
Karena umat Islam tidak siap, kata Kyai Cholil, maka terjadilah berbagai peristiwa serangan terhadap umat Islam.
"Peristiwa Ambon, umat Islam diserbu saat sedang melaksanakan shalat
Idul Fitri, begitu juga di Poso umat Islam tidak siap akhirnya satu
pesantren dibantai semua penghuninya. Gurunya, santrinya, anak-anak,
sampai bayi-bayi itu dibantai oleh Laskar Salibis," jelasnya.
Kyai Cholil menyebut peristiwa terbaru yang dialami umat Islam di Tolikara, yang menunjukkan ketidaksiapan umat Islam.
"Saat umat Islam di seluruh dunia merayakan kemenangan, tetapi
saudara-saudara kita di Tolikara gagal melaksanakan shalat Idul Fitri.
Mereka diserbu oleh gereja GIDI, batal shalatnya saudara seiman kita,"
katanya berapi-api.
Padahal, lanjut Kyai Cholil, Tolikara bukanlah di Amerika, juga bukan di
Eropa. Tolikara di Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia.
"Ini menunjukkan kelemahan umat Islam Indonesia, kita tidak siap
menghadapi segala kemungkinan yang akan dilakukan oleh musuh-musuh
Islam," pungkasnya.