Rezeki sudah ditakdirkan satu paket
dengan kehidupan yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada kita. Tidaklah
Dia menghidupkan makhluk-Nya, kecuali telah melengkapinya dengan jatah
rezeki sampai kematian datang menjemputnya.
Sayangnya, banyak yang sering merasa
khawatir. Tidak sedikit kaum Muslimin yang mengkhawatirkan jatah
rezekinya, padahal jumlahnya sudah amat pasti. Tidak bisa diganggu
gugat. Mustahil dikurangi atau ditambah.
Bagi siapa pun yang masih sering merasa
khawatir dengan rezeki, bacalah dua ayat ini berulang kali.
Sebanyak-banyaknya. Bacalah dengan bacaan terbaik. Dalam berbagai
kesempatan kebaikan. Dan rasakanlah keajaibannya.
Surat Hud [11] Ayat 6
“Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”
“Allah menjamin rezeki semua makhluk,
yakni semua jenis binatang yang ada di muka bumi; baik yang kecil maupun
yang besar, binatang laut maupun binatang darat. Allah Maha Mengetahui
tempat berdiam, tempat menyimpan makanan, dan tempat beristirahat dan
dimana tinggalnya.” tutur Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat ini.
Jika seluruh binatang melata pun
mendapatkan garansi rezeki dari Allah Ta’ala, lebih-lebih lagi umat
manusia yang memiliki kehidupan sempurna dan lebih membutuhkan dan
memiliki banyak sumber daya.
Jatah rezeki sudah tercatat dengan sangat
rapi di Lauhul Mahfuzh lengkap dengan jumlah, sumber, cara, dan jalan
hingga sampai kepada kita lalu habisnya untuk apa.
Allah mustahil bersikap zhalim. Allah Mahaadil. Tidak mungkin Dia menghidupkan kita tanpa bekal dan rezeki penunjang kehidupan.
Surat al-‘Ankabut [29] Ayat 60
“Dan berapa banyak binatang yang
tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang
memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
Lebih rinci dari ayat sebelumnya, di
dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan, bahkan yang tak kuasa
mendapatkan rezeki dengan tangan dan usaha sendiri, Allah berikan
jatahnya melalui berbagai cerita dan caranya.
Hal ini kita jumpai pada bayi,
orang-orang sakit, dan lanjut usia. Mereka tak kuasa banyak bergerak dan
berupaya tapi tetap bisa makan dan minum karena ada yang mengantarkan
rezeki untuknya.