
Lantas dia kembali kepada ibunya lalu berkata, “Beritahulah aku tentang apa yang pernah dilakukan oleh saudara perempuanku.” Ibunya berkata, “Mengapa engkau menanyakan tentang saudara perempuanmu, dia kan sudah meninggal?” Dia pun memberitahu ibunya (tentang keadaan di kuburan).
Ibunya berkata, “Saudara perempuanmu itu suka mengakhirkan shalat, dan
tidak melaksanakan shalat dengan thaharah yang sempurna. Dia juga suka
mendatangi pintu-pintu para tetangga ketika mereka tidur, lalu
menempelkan telinganya ke pintu-pintu mereka, maka terdengarlah
pembicaraan mereka.” [1]Yakni mendengarkan pembicaraan agar bisa
menyebarkan hasutan, dan itulah sebab adzab kubur itu.
Imam As-Samarqandi berkata, barang siapa yang ingin selamat dari adzab kubur, maka dia hendaknya menjauhi hasutan dan dosa-dosa lainnya, agar dia terhindar dari adzab kubur dan mudah baginya menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir.
Orang yang suka mengakhirkan shalat saja demikian kondisinya, lantas bagaimana dengan orang yang tidak menegakkan shalat? Ya Allah teguhkanlah hati kami. Kuatkanlah iman kami, agar kami tetap teguh beribadah kepada-Mu ya Ilahi. Dan segala puja dan puji hanya kepada-Mu.
Imam As-Samarqandi berkata, barang siapa yang ingin selamat dari adzab kubur, maka dia hendaknya menjauhi hasutan dan dosa-dosa lainnya, agar dia terhindar dari adzab kubur dan mudah baginya menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir.
Orang yang suka mengakhirkan shalat saja demikian kondisinya, lantas bagaimana dengan orang yang tidak menegakkan shalat? Ya Allah teguhkanlah hati kami. Kuatkanlah iman kami, agar kami tetap teguh beribadah kepada-Mu ya Ilahi. Dan segala puja dan puji hanya kepada-Mu.