Sesudah
pernikahan, jadi seseorang lelaki akan jadi suami dan wanita yang
dinikahi akan jadi istri. Kehidupan rumah tangga akan diawali saat akad
disampaikan.
Suami bertindak sebagai kepala rumah tangga yang tugasnya memberi nafkah pada istri dan anak-anaknya.
Usaha untuk penuhi nafkah itu yaitu dengan bekerja sesuai sama kekuatan baik di perusahaan ataupun wiraswasta. Umumnya, beberapa suami mengawali kerjanya saat pagi hari. Itu adalah saat yang paling pas karena tingkat optimisme seorang ada di puncak paling tinggi. Seorang dapat isi hari-hari itu dengan aktivitas yang sifatnya produktif dan berguna untuk
Lelaki yang berhasil dalam kehidupannya tentu mempunyai wanita yang berhasil di belakangnya. Wanita ini mempunyai keimanan yang kuat. Dia dapat terima kondisi sang suami dari mulai pekerjaan, rumah, anak-anak hingga rejekinya.
Istri yang sholihah tentu miliki semangat dan keimanan kalau rejeki dari Allah SWT akan tidak hingga pada keluarganya bila Allah tak menginginkan. Juga sama bila rejeki akan tidak pernah dapat dihalangi bila Allah mengizinkan rejeki itu punya keluarganya.
Istri yang baik akan senantiasa mengingatkan sang suami di tiap-tiap pagi seperti yang dikerjakan oleh wanita-wanita jaman dulu pada suaminya. Katakanlah padanya,
“Suamiku, takutlah senantiasa pada Allah untuk masalah rejeki. Janganlah memberi kami makanan dari rejeki yang haram, kami dapat kuat menahan lapar dan dahaga tetapi tak dapat menahan siksa api neraka. ”
Istri yang shaliha tidak akan membebani sang suami dengan tuntutan dan perminataan yang memberatkan. Dia akan tidak pernah menuntut rejeki untuk esok harinya karena rejeki esok belum pasti akan tiba