SuaraNetizen.com – Setiap
manusia pada akhirnya akan kembali kepada sang maha pencipta. Manusia
yang akan kembali kepada-Nya pasti akan mengalami yang namanya
Sakaratul maut. Pada saat inilah manusia akan merasakan kesakitan
setelah nyawanya di cabut oleh malaikat izrail.
Banyak orang percaya jika sakaratul maut setiap orang itu
berbeda – beda tergantung berapa banyak amal baik yang dilakukan di
dunia.
Definisi sakaratul maut pun telah dipahami oleh beberapa
pakar agama. Salah satunya , Imam Al-Ghazali yang tanpa segan memberikan
gambaran bagaimana proses sakaratul maut itu datang kepada manusia.
Menurut Imam Ghozali berpendapat:
“Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut
menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian
orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut
dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut
dan kulit kepala hingga kaki”.
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok
Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah agar
Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa
mengetahui gambaran sakaratul maut.
Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan.
“Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian
kehendaki dariku? Lima puluh tahun yang lalu aku mengalami kematian,
namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang
dariku.”
Selain itu , proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang
berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik
seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik
terakhir kematian seseorang.
Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi)
Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara
sekuler, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan
(walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh
salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan
berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat
keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup.
Ada dua jenis rasa sakit sakaratul maut. Seperti yang dilansir dari islamidia.com, inilah dia diantaranya :
1. Sakaratul Mautnya Orang-orang Dzalim
Berdasarkan pemaparan dari Imam Ghozali mengatakan jika sakaratul maut untuk orang – orang dzalim dianggap lebih kejam.
Mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan
Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa
orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul
Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam,rambut berdiri, berbau
busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan
pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan
api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah
sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul
Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima
ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih
dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut
saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh
kita,menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai
menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan
meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar
serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat
dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita
kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya
kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi
bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
… وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ
… وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ
الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو
أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ
الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ
وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“… alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu
orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah
nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak
benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am : 93)
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ ۖ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِن سُوءٍ ۚ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ ۖ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِن سُوءٍ ۚ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat
dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka
menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan
sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS. An-Nahl : 28)
فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di
dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri
itu.” (QS. An-Nahl : 29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan
padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si
malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik,
engkaulah yang memaksa kami hadir melihat ke tengah-tengah perbuatan
kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa
kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu
balasan yang baik ! ” Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu
ke arah kedua malaikat itu.Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana
tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad
mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya
rumahnya kelak di akhirat.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara
kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat
kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat
seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak,
bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!
2. Sakaratul Mautnya Orang-orang Yang Bertaqwa
Imam Ghozali juga pernah mengatakan jika sakaratul maut
orang yang bertaqwa itu lebih indah dimana mereka akan menjadi seorang
pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنزَلَ رَبُّكُمْ ۚ قَالُوا خَيْرًا ۗ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ
وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنزَلَ رَبُّكُمْ ۚ قَالُوا خَيْرًا ۗ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ
“Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah
yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah
menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah
lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,”
(QS. An-Nahl 30)
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir
di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala
apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada
orang-orang yang bertakwa,” (QS. An-Nahl : 31)
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik
oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum,
masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan”.” (QS. An-Nahl : 32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan
menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan
berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu
kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.
Walllahuallam.
Maka dari itulah kenapa kita harus lebih banyak berbuat
amal kebaikan selama masih di beri kesempatan untuk hidup di dunia. Amal
kebaikan tersebut sebagai bekal kamu menghadapi sakaratul maut
(inafeed.com)